loading...

Cara Pengumpulan Madu Pasca Panen

Pada prinsipnya pengumpulan madu dapat dilakukan dengan dua cara, yakni pengumpulan madu tanpa kandang super dan pengumpulan madu sistem pemutaran.


a. Pengumpulan madu tanpa kotak super
Pada rumah-rumah lebah yang tidak mempunyai kotak super cara pengumpulan madu dapat dilakukan sebagai berikut. 
  • Taruh bingkai yang berisi madu di tempat datar. 
  • Potong sarang memanjang sekitar 2 3 cm dari bingkai atas yang melekat pada bingkai. 
  • Hasil dari sarang tersebut, potong sarang pada batas antara deretan sel-sel yang berisi madu dan larva. Potongan sarang yang berisi madu kini siap untuk dikeluarkan madunya dengan cara pemanasan. Siapkan panci pertama yang berukuran besar untuk memasak air, di sisi lain juga disiapkan potongan sarang madu ke dalam panci kedua yang berukuran lebih kecil. 
  • Masukkan panci kecil ini ke dalam panci besar yang airnya telah mendidih.
  • Dengan sistem pemanasan secara tidak langsung ini pada suhu 60-70 derajat Celcius , lilin yang menutupi sarang madu akan mencair dan madunya akan keluar dari sarang. Setelah semua lilin mencair, angkat panci dari kompor, dan biarkan dingin.
  • Bila air telah dingin, lilin akan terpisah dari madunya. Madu yang telah terpisah segera dimasukkan dalam botol atau wadah lain melalui saringan untuk memisahkan madu dari kotoran.
  • Untuk sarang pada bingkai yang dipasang kawat penahan, sarang tidak akan jatuh seluruhnya dari bingkai dan dapat dimasukkan lagi ke dalam ruangan pemanasan.

b Pengumpulan madu sistem pemutaran
Pengumpulan madu dengan sistem putaran hanya dilakukan pada frame yang dilengkapi fondasi malam.

Dalam sistem pemutaran ini, madu yang memiliki berat jenis lebih besar akan terlempar keluar lebih cepat dibanding malam yang berat jenisnya lebih kecil. Sistem kerja ekstraktor dapat diterangkan sebagai berikut.
  • Kupas malam yang menutupi sel-sel sarang berisi madu dengan pisau yang telah dicelupkan dalam air panas.
  • Sisiran sarang madu yang telah dikupas lalu dimasukkan dalam ekstraktor.
  • Peganglah alat pemutar ekstraktor, putar perlahan-lahan lalu percepat putarannya sampai semua madu mengalir dari sisiran sarang.
  • Frame sisiran sarang madu yang telah diekstrak, posisinya dibalik lalu diputar perlahan-lahan sampai semua madu mengalir dari sel lain sisiran sarang madu.
  • Setelah semua sel sarang madu diproses, madu yang terkumpul dalam bejana dimasukkan dalam botol atau tempat lain melalui kran yang terdapat di bagian bawah bejana. Selanjutnya botol ditutup rapat, lalu disimpan di tempat yang kering, tidak berbau, dan bersih. Masak pada kotak pengeraman, yaitu ditandai sisiran yang berisi madu telah tertutup lilin.

Madu yang dihasilkan memiliki warna dan rasa madu yang berbeda, karena berasal dari bunga tanaman berlainan. Madu dari bunga kopi memiliki rasa agak pahit dan madunya berwarna cokelat gelap. Dengan teknik pengolahan madu yang dilakukan secara benar, akan diperoleh madu berkualitas baik.

Adapun kualitas madu yang baik  adalah sebagai berikut.

  • Terjamin kemurniannya, artinya tidak tercampur dengan bahan lain. Madu yang telah dipanen berkadar air 20 %. 
  • Berkadar gula kurang dari 10 %. 
  • Pada saat pengolahan, tidak melakukan pemanasan berlebihan yakni suhu madu tidak boleh menyebabkan peningkatan kadar HMT sebesar 40 mgr/ kg madu.

c. Cara Penyimpanan
Madu mempunyai sifat higroskopis, artinya mudah menyerap uap air dari udara. Untuk itu, madu yang baru dipanen harus segera dikemas dalam botol atau tempat lain lalu segera ditutup rapat. Pengemasan ini dimaksudkan untuk mempertahankan kadar air (20 %), sehingga bisa disimpan dalam waktu lama.

Kadar air yang terkandung dalam madu lebih dari 25 %, maka akan mudah terjadi proses fermentasi yang dilakukan oleh jasad renik khamir (yeast). Dalam proses ini terjadi perubahan senyawa gula dalam madu ( sukrosa, glukosa, dan fruktosa ) menjadi alkohol dan gas karbondioksida. Pada tahap berikutnya, dari alkohol bisa terjadi reaksi perubahan menjadi asam cuka sehingga rasa madu menjadi asam.