Munculnya penyakit yang menyerang sapi perah yang kita pelihara tentu sangat merugikan. Apabila sapi perah terserang penyakit, kita harus segera melakukan tindakan yang tepat untuk pengobatan maupun pencegahannya. Agar kita dapat melakukan tindakan yang tepat terhadap sapi yang terserang penyakit maka kita harus mengenal beberapa penyakit berikut pencegahannya. Beberapa penyakit yang biasa menyerang sapi perah di antaranya adalah tuberculosis, antraks, mulut dan kuku, serta mastitis.
A. Tuberculosis (TBC)
Penyebab penyakit ini adalah Microbacterium tuberculose. Sifat dari kuman-kuman ini agak tahan terhadap kering, namun jika di dalam air ia dapat hidup dalam waktu yang cukup lama. Di air susu kuman ini dapat tahan hidup sampai 9 - 10 hari. Lebih dari itu ia akan mati karena terbentuk asam laktat dalam air susu. Kuman ini akan rusak dan mati dalam waktu beberapa menit saja jika terkena sinar matahari secara langsung.
Masa inkubasi dari penyakit ini tidak menemui, bergantung pada kondisi sapi itu sendiri. Bisa mencapai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Penularan biasanya melalui pernapasan atau "airbon infektion" namun bisa juga melalui pencernaan. Gejala-gejala dari penyakit ini akan dapat dilihat kalau mulai ada pembentukan bungkul-bungkul pada alat-alat di mana kuman-kuman itu berada dan berkembang biak. Gejala lainnya adalah nafsu makan sapi yang semula biasa, lambat laun menjadi menurun dan hewan menjadi kurus.
Bulunya kelihatan kusam dan tidak mengkilat lagi. Kulitnya akan kelihatan kendor, kemudian disusul dengan sukar bernapas dan batuk- batuk. Kalau kuman menyerang kelamin akan dapat menyebabkan sterilitas, namun kalau menyerang susunan syaraf dapat menyebabkan kelumpuhan. Sementara itu jika menyerang pencernaan akan menyebabkan sapi mencret.
Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit TBC merupakan sebuah penyakit yang kronis dan masa inkubasinya tidak menentu. Adakalanya sapi kelihatan sehat dan hasil produksinya tinggi, namun sebernarnya kena penyakit TBC. Sapi yang terkena penyakit ini akan membahayakan sapi-sapi lainnya dan juga manusia yang minum hasil susunya karena dapat tertular.
Usaha untuk mencegah penularan penyakit TBC ini dengan cara mengadakan tes tuberkulosis. Tes ini diadakan secara berkala setiap tahunnya. Sapi yang menunjukkan tes positif maka harus diisolir dari hewan lainnya. Jika masih dalam taraf tingkat pertama, pencegahannya dapat dilakukan dengan memberikan obat antibiotika. Namun, kalau penyakitnya telah kronis dan sukar disembuhkan tidak ada jalan lain kecuali membunuh dan memusnahkan binatang tersebut. Jika tidak dimusnahkan akan menjadi biang penularan penyakit terhadap sapi- sapi yang lainnya.