Meningkatnya permintaan pasar jalak putih hasil tangkaran untuk jenis siapan dewasa dan piyikan (dalam bahasa Jawa) khususnya diwilayah Jawa tidak menutup kemungkinan dapat berkembang di kota- kota lain di seluruh Indonesia, hal ini secara ekonomi cukup menjanjikan keuntungan bagi peternak dan pedagang burung jalak putih.
Menurut data dan pengamatan di pasar-pasar burung seperti di pasar burung Depok (Solo), pasar burung Ngasem (Yogyakarta) dan pasar pramuka (Jakarta) permintaan jalak putih cukup tinggi. Oleh karenanya, setiap datang jalak putih hasil tangkaran dalam satu minggu habis terjual. Bagi penggemar burung yang ingin membeli harus memesannya terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan permintaan dalam partai besar oleh pengepul cukup tinggi. Jadi konsumen yang membeli dalam partai kecil kurang mendapat perhatian.
Harga jalak putih yang ditawarkan pedagang burung bervariasi sesuai dengan kondisi burung tersebut. Harga jalak putih siapan antara Rp 800.000,00 - Rp 1.000.000,00 pasang dan untuk piyikan (dalam bahasa Jawa) antara Rp 500.000,00 - Rp 600.000,00 / pasang.
Masyarakat atau penggemar burung yang masih awam harus lebih selektif dalam memilih burung yang akan dipelihara atau diternakkan, karena bisa saja burung yang dibeli merupakan jenis burung jalak putih gendhong (dalam bahasa Jawa). Sebenarnya sama saja namun burung jalak gendhong nilai nominalnya lebih murah dibandingkan jalak putih lainnya.
Sekarang ini jalak putih yang ada di pasaran kebanyakan merupakan hasil dari penangkaran. Jarang kita jumpai jalak putih hasil tangkapan liar, hal ini karena ketatnya kontrol perdagangan jalak putih oleh dinas lingkungan hidup, ini merupakan bukti nyata keseriusan pemerintah untuk melindungi satwa langka dari kepunahan.
Bagi masyarakat dan para penggemar burung, tentunya hal ini harus ditanggapi secara positif dan bijaksana. dengan ikut berperan serta untuk melindungi satwa ini dari ancaman kepunahan salah satunya dengan cara tidak membeli burung dari hasil tangkapan liar. Di samping perlu waktu yang lama untuk menjinakkannya merupakan wujud nyata kepedulian kita terhadap kelestarian satwa langka asli Indonesia.