Hingga saat ini ayam arab masih merupakan ayam buras yang menjadi idaman bagi peternak ayam. Penampilan ayam arab sangat indah menyerupai ayam hias. Gerakannya lincah atau gesit. gemar bercengkerama dan warna bulunya tampak menarik dengan warna keperak-perakan. Oleh karena itu, banyak juga orang yang memeliharanya sebagai pajangan atau hiasan di pekarangan rumah.
Ayam arab jantan yang dewasa tingginya mencapai 35 cm dengan bobot antara 1,5—2 kg per ekor. Kepalanya mempunyai jengger bergerigi dan tunggal. Bulunya tebal. Warna bulu dan leher sampai kepala putih kehitaman. Warna bulu badannya putih dengan sedikit kuning dan bertotol-totol hitam. Kokok suaranya nyaring seperti ayam katai.
Sedangkan, ayam arab betina dewasa tingginya mencapai 25 cm dengan bobot antara 1-1,5 kg per ekor. Seperti pada ayam arab yang jantan, jengger kepalanya pun bergerigi namun tipis. Badannya berbulu tebal. Selama umur produktif antara 0,8-1,5 tahun, ayam arab betina dapat bertelur hampir setiap hari. Ayam arab betina mulai bertelur pada umur 4,5-5,5 bulan, sedangkan ayam kampung setelah berumur 6 bulan. Ayam arab betina pada umur 8 bulan, produksi telurnya mencapai puncak (menghasilkan jumlah telur terbanyak). Pada umur 1,5—2 tahun, produksi telurnya mulai menurun sehingga harus diganti dengan ayam arab petelur baru yang masih segar.
Keunggulan Ayam Arab
Berdasarkan sifat genetik dan bentuk fisiknya, ayam arab memiliki keunggulan yang dimiliki oleh ayam buras dan ayam ras petelur serta sekaligus menghilangkan hampir semua kelemahan kedua jenis ayam tersebut. Hampir semua sifat unggul pada ayam buras seperti tahan penyakit, konsumsi pakan yang rendah, mampu mengkonsumsi pakan rumahan, dan mudah pemeliharaannya, terdapat pada ayam arab, Di samping itu, sifat mengeram yang selama ini menjadi kelemahan ayam buras sama sekali tidak dimiliki oleh ayam arab sehingga ayam arab bertelur sepanjang tahun.
Namun, keunggulan tersebut harus disertai dengan pemeliharaan yang baik sejak pembesaran anak ayam (berumur 1-2 minggu) atau yang dikenal dengan DOC (Day Old Chickens) sampai masa produktif bertelur. Produksi telur ayam arab dan rata-rata berat telur per butimya lebih tinggi dibandingkan ayam buras lainnya (kedu putih, kedu hitam, dan pelung). Telur ayam arab yang berwarna putih kecokelatan sangat mirip dengan warna kulit telur ayam buras lainnya. Perbedaannya, kulit telur ayam arab lebih tebal, kuning telurnya lebih besar, rasanya lebih gurih dan tidak berbau amis (anyir). Sedangkan, berat telurnya lebih ringan dibandingkan telur ayam lainnya.
Kandungan nutrisi ayam arab terutama proteinnya pun tidak berbeda jauh dengan ayam buras dan lebih tinggi dibandingkan ayam ras. Selain itu, kandungan lemak ayam arab yang lebih rendah dari pada ayam ras maupun ayam buras membuat ayam ini lebih aman untuk dikonsumsi.