Orang Indonesia mengetahui jika sapi dapat diperah susunya dan menjadi minuman yang lezat. Pada abad XVH atau tepatnya bersama-sama dengan masuknya bangsa Belanda ke Indonesia. Apalagi setelah bangsa Belanda menduduki Indonesia dan mereka mendatangkan sapi-sapi perah di Indonesia untuk mencukupi kebutuhan mereka.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kemajuan manusia yang khususnya mempelajari tentang gizi. Maka pada abad XIX kebutuhan tentang air susu sapi semakin lama semakin meningkat. Bahkan sampai sekarang kebutuhan susu sapi belum dapat mencukupi Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka banyak didatangkan sapi-sapi perah dari Australia maupun dari benua Eropa. Orang baru mempunyai pemikiran tentang pembibitan sapi perah di Indonesia ini pada abad XX.
Pembibitan dan peternakan sapi perah kebanyakan diusahakan di daerah-daerah pegunungan. Namun karena konsumen sendiri kebanyakan adalah orang-orang kota, maka usaha sapi perah ini banyak dipindahkan di pinggiran kota-kota besar.
Berhasil tidaknya usaha sangat bergantung pada kesuksesan dari pemeliharaannya. Peternak yang tidak menghiraukan pemeliharaan maka boleh dikatakan 90% usahanya akan jatuh. Akan tetapi jika pemeliharaan ini benar-benar diperhatikan dengan baik akan membuahkan hasil yang diharapkan.
Menurut Ensminger (1969), pengelolaan terhadap sapi perah dilakukan dalam 3 tahap. Ketiga tahap pemeliharaan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Pemeliharaan terhadap anak sapi.
2. Pemeliharaan terhadap sapi dara.
3. Pemeliharaan terhadap sapi betina dewasa.
Ketiga tahap ini mempunyai arti sendiri yang sangat penting dan akan diuraikan lebih mendalam masing-masing tahapan tersebut. Apabila sapi l dara tidak diberi susu maka akan mencari rumput sendiri langkah yang kurang baik karena pertumbuhan sapi akan terganggu. Hendaknya sapi tetap diberi makanan dan minuman. Jika pemberian makan dan minum baik, sapi betina akan tumbuh baik sampai umur 4-5 tahun. Sapi dara dapat mencapai umur 15-18 bulan. Sehingga pada umur tersebut sapi mulai dapat dikawinkan. Hal ini sangat penting supaya sapi dapat cepat beranak pada umur 2,5 tahun.
Sapi dara yang kurang baik perawatannya, dapat mengakibatkan
hal-hal sebagai berikut.
- Sukar untuk bunting jika dikawinkan.
- Jika sapi bunting akan mengalami kesukaran dalam melahirkan untuk pertama kalinya. Biasanya anak sapi yang dilahirkan kondisinya lemah karena ukuran tubuhnya tidak normal.
- Mengakibatkan produksi susu menjadi rendah.
Oleh karena itulah perhatian harus cukup banyak dicurahkan pada pertumbuhan sapi dara dengan memperhatikan kuantitas dan kualitas makanan sesuai dengan kebutuhan.